Mari kita perhatikan sifat anak kecil. Salah satu di antara sifat yang sangat menonjol adalah, sibuk memamerkan apa pun yang dimilikinya. Mulai dari pita rambut di kepala, anting, giwang, gelang, baju, celana, sepatu, kaos kaki, atau apa saja yang biasa di pamerkan. Walaupun ketika melakukannya ia harus menahan derita, karena bisa jadi ukurannya tidak cocok.
Jika ingin tahu sampai sejauh mana jiwa kanak-kanak masih melekat pada diri kita, silakan perhatikan sendiri sampai sejauh mana keinginan memamerkan aksesoris duniawi yang kita miliki. Terkadang, kita sampai menyiksa diri, “menebalkan” muka, meminjam sana-sini, mencicil, hanya demi keinginan dilihat, dipuji, dan dihargai orang lain.
Padahal, orang lain yang melihat, belum tentu tertarik dan memuji kita. Boleh jadi sebailknya, mereka merasa kasihan dan prihatin melihat kita yang kurang berkembang sikap kedewasaanya karena masih kekanak-kanakan.
Terkadang, kita mirip dengan etalase toko; segala macam aksesoris dipasang dan dipakai. Tentu saja, bukan berarti kita terlarang menggunakan sesuatu yang bagus dan layak. Namun, yang menjadi masalah adalah, niat dan kewajaran dalam menggunakannya.
Semua ini terjadi karena masih bergantungnya hati kepada topeng duniawi, akan tetapi, jika sudah semakin yakin bahwa kemuliaan sejati hanya datang dari Allah semata. Terlepas ada atau pun tiada “dunia” yang dititipkan, ditambah keyakinan mendalam bahwa semua harta yang ada total milik Allah semata, yang dititipkan sejenak saja, maka tak ada lagi kesempatan untuk menjadi sombong, takabur, ataupun pamer.
Kerendahan hati, itulah sesungguhnya yang akam membuat diri kita tampak jauh lebih indah daripada aksesoris dunia yang dimiliki. Rendah hati akan membuat kita lebih berharga, lebih terhormat, dibanding harta atau kedudukan apa pun yang dimiliki.
Marilah kita melatih diri kita untuk tidak bersikap pamer. Tekanlah sekuat-kuatnya keinginan untuk memamerkan apa pun yang tidak halal dipamerkan. Berushalah untuk melupakan keinginan dihargai dan dihormati. Apabila semua itu kita idamkan hanya karena penampilan duniawi yang berusaha kita pamerkan.
Begitu pun ketika akan membeli barang-barang yang dperlukan. Tanyalah kepada hati kita yang terdalam, benarkah kita harus membeli barang ini? Mengapa demikian? Apakah karena diperlukan, atau karena ingin dipuji orang lain?
Insya Allah ada baiknya jika kita menempelkan stiker di rumah, di kendaraan, atau pada barang apa pun, yang dapat mengingatkan kita kepada Allah. Tujuannya, agar kita selalu ingat bahwa semua rezeki yang kita punya, hanya titipan Allah. Selain itu, semua ini juga dilakukan dalam kerangka berdakwah. Dengan begitu, pujian yang muncul hanya ditujukan kepada Allah yang Maha Terpuji.
“Kerendahan hati, itulah sesungguhnya yang akan membuat diri kita tampak jauh lebih indah dari pada asesoris dunia...”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar