imaging is me

imaging is me
life is cicle

Selasa, 15 November 2011

Kenikmatan Dunia



Termasuk tanda cinta kepada Allah adalah bermunajat kepada-Nya di kegelapan malam. itulah munajat yang tidak dapat dibandingkan dengan kesenangan dan kegembiraan. hal ini disebutkan oleh Abu Sulaiman, "Malam hari lebih lezat bagi orang yang beribadah di malam hari dibandingkan mainan orang-orang yang lalai. Seandainya malam tidak ada, maka aku sudah tidak menginginkan tetap berada di dunia." Lihat Ihya Ulumuddin (1/423)
Ibnu Mukandar berkata, "Tidak ada kelezatan dunia yang tersisa selain 3 hal, yaitu ibadah malam, bertemu kawan, dan shalat berjamaah."

Bagaimanakah kondisi KITA SAAT INI? orang-orang merasa berat untuk beribadah dan semakin menjauh dari ketaatan. 
orang yang paling rugi dagangannya adalah orang sibuk dengan dirinya sendiri dan melupakan Allah. Dan yang paling rugi lagi darinya adalah orang yang sibuk dengan urusan orang lain sementara dirinya sendiri dilupakannya. Lihat Al-Fawaid halaman 108.
Hendaklah kita memperhatikan malam-malam yang kita lalui dengan hal-hal yang tidak berfaedah. bagaimana mungkin mereka akan merasakan sedih dengan terbitnya fajar dan bagaimana mereka akan merasakan bahagia dengan beribadah dimalam hari dan puasa disiang hari?
Ali bi Bakar memeperkuat kesedihannya dengan ucapannya, "Sejak 40 tahun, tidak ada satupun yang membuatku sedih selain terbitnya fajar."


Seorang penyair berkata,
"Shalatmu adalah cahaya ketika hamba-hamba tertidur lelap
Sedangkan tidurmu adalah pencegah dan penghalang shalat."
(jami'ul Ulum wal Hikam:265)


Lihatlah bagaimana cinta mereka kepada ketaatan dan istiqamah mereka pada shalat malam hingga Allah menjadikannya kelezatan dunia bagi mereka. Tsabit al-Bannani pernah berkata, "tidak ada satu pun sesuatu yang aku rasakan dihatiku yang lebih lezat dari ibadah di malam hari."
Lihat Shifatus Shafwah (3/262)


Maksudnya ialah malam untuk beribadahdan taat kepada Allah. Yakni, malam waktu bermunajat kepada Tuhan langit dan bumi. Mereka, orang-orang saleh, merasakan bahagia dengan kedatangannya dan merasakan sedih dengan kepergiannya.
Diriwayatkan tatkala ajal menemuinya, Muhammad bin Mukandar menangis. Lalu ditanyakan apa yang membuatnya menangis. Jawabnya," Tidaklah aku menangis karena tamak terhadap dunia dan mengeluh dari kematian. Tetapi, aku menangisi rasa haus di siang hari yang panas dan beribadah di malam-malam musim dingin yang tidak dapat aku raih."


Nabi saw. menamakan puasa di musim dingin dan beribadah di malam-malam harinya dengan harta rampasan yang dingin. Demikian yang diriwayatkan oleh Tirmidzi dan Ahmad


seorang penyair berkata,
"Orang-orang menangis di hadapan Zat Yang Maha Pengasih di malam hari
Hal itu terus dilakukannya tanpa rasa bosan
Beberapa bidang tanah merindukan mereka
Kapan mereka akan sujud di atasnya."
(Uqud al-Lu'lu:331)


Al-Khuldi bercerita," Aku pernah melihat seorang ahli badah dalam mimpi. Lalu aku bertanya,'Apa yang Allah perbuat pada dirimu?' Ia menjawab,'Isyarat-isyarat telah meleset, ungkapan-ungkapan telah sirna, ilmu-ilmu telah binasa, dan tulisan-tulisan telah terhapus. Tidak ada yang bermanfaat bagi kami selain rakaat-rakaat yang kita kerjakan diwaktu sahur."


seorang penyair berkata,
"Wahai saudaraku tercinta, di manakah posisi kita di antara mereka?
Barangsiapa yang gemar bermunajat, maka yang ada baginya
Hanyalah mengikuti Nabi Pilihan pada apa saja yang dibawanya
itulah jalan yang lurus dan selain itu
Adalah jalan-jalan kesesatan dan hina-dina
maka ikutilah Kitabullah dan sunnah-sunnah yang sahih
Jika kamu mengikutinya, Itulah petunjuk yang sebenarnya."
(Siyar A'lammannubala:23/314)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar